ANGKA KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN ENDE MASIH TINGGI - Dinkes Ende
Berita Dinkes :
>
http://picasion.com/i/1UiAC/
Diberdayakan oleh Blogger.
width="468" height="64" type="application/x-shockwave-flash" pluginspage="http://www.macromedia.com/go/getflashplayer" allowscriptaccess="sameDomain" />
Home » » ANGKA KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN ENDE MASIH TINGGI

ANGKA KEMATIAN BAYI DI KABUPATEN ENDE MASIH TINGGI

Angka kematian bayi baru lahir di Kabupaten Ende masih tinggi, hingga November 2012 jumlah bayi yang meninggal sebanyak 74 orang. Dengan perincian yang meninggal di RSUD Ende sebanyak 52 orang dan 22 lainnya meninggal di puskesmas di kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Ende. Hal ini dikatakan Direktris Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ende Yayik Pawitra Gati dalam rapat pra pembahasan anggaran antara Komisi C DPRD Kabupaten Ende dengan Dinas Kesehatan dan RSUD Ende, Rabu (22/11). Angka kematian bayi baru lahir tersebut menurut Yayik masih sangat tinggi. Yayik mengatakan angka kematian bayi baru lahir di Kabupaten Ende pada Tahun 2012 cukup tinggi sebanyak 74 bayi tersebut, 52 diantaranya meninggal di RSUD Ende termasuk yang dirujuk dari Kabupaten Nagekeo. “ Penyebab terbesar kematian bayi baru lahir adalah kesulitan pernapasan berat, infeksi dan berat badan rendah. Penyebab lainnya adalah factor bawaan, seperti bayi mati dalam kandungan serta proses rujukan serta pertolongan saat pelayanan di rumah sakit, “ kata Yayik. Mendengar penjelasan Direktris RSUD Ende, anggota DPRD Heribertus Gani menyatakan sangat prihatin dengan kenyataan tersebut. Menurut Gani, jumlah kematian bayi baru lahir sebanyak 74 ini sangat tinggi dan memprihatinkan. “ Kondisi ini mesti mendapatkan perhatian serius dari pemerintah terutama Dinas Kesehatan dan RSUD Ende. Angka ini sangat memprihatinkan dan kondisi ini sudah bisa jadi kasus luar biasa (KLB). Butuh satu langkah konkret untuk mengatasi persoalan kematian bayi baru lahir, “ kata Gani. Meski demikian Gani mengatakan persoalan kematian bayi baru lahir sangat kompleks. Untuk bisa atasi masalah ini RSUD dan Dinkes mesti terus berbenah dengan terus meningkatkan pelayanan sumber daya manusia yang ada. Pelayanan para medis terhadap masyarakat mesti menjadi perhatian yang serius. Sebab persoalan pelayanan ini selalu menjadi factor utama dalam mengatasi masalah kesehatan, terutama terkait upaya untuk menekan angka kematian bayi baru lahir serta kematian ibu melahirkan. Heri menilai anggaran Rp 50 juta yang diajukan RSUD untuk program Revolusi Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) tidak cukup. Maka DPRD mengusulkan kepada RSUD dan Bappeda untuk menaikkan anggaran untuk revolusi KIA di RSUD Ende menjadi Rp 150 juta. “ Namun dibutuhkan komitmen dan kerja sama yang baik. Jika kita menuntut satu pelayanan yang baik dari RSUD maka dukungan anggaran untuk RSUD juga mesti baik. Keprihatinan kita terhadap pelayanan harus dibarengi dengan anggaran. Untuk mendukung peningkatan pelayanan di RSUD Ende, maka anggarannya juga mesti bai. Saya harap anggaran Rp 150 juta yang disampaikan dewan ini bisa menjadi perhatian “Tim anggaran pemerintah daerah” kata Heri Gani.(adm,florespos)
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Dinkes Ende Website | PAG Template | LPG Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. Dinkes Ende - All Rights Reserved
Original Design by Dinkes Website Modified by PAG