PELAKSANAAN PROGRAM KB UNTUK LAKI-LAKI MASIH TERHAMBAT

Pelaksanaan Program Keluarga Berencana (KB) untuk laki-laki masih terhambat. Hal ini terutama disebabkan oleh pola pikir yang meyakini bahwa program KB itu hanya diperuntukkan bagi perempuan. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Badan Koordinasai Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kabupaten Ende Yeremias Bore di ruang kerjanya, Rabu (21/8). 

“Ada dua metode KB yang kami terapkan pada laki-laki, yaitu kontrasepsi atau kondom dan vasektomi tanpa pisau (VTP).Sepanjang tahun 2013 ini, sudah ada 15 peserta KB laki-laki kategori pasangan usia subur (PUS) yang mengikuti program KB. Jumlah ini sangat sedikit bila dibandingkan dengan kuota yang kami harapkan tahun 2013 ini, yaitu sebesar 75 peserta. Sedangkan, tahun lalu, peserta KB laki-laki berjumlah 42 orang, “ kata Yeremias. 

Selama ini, tambah Yeremias, BKKBN telah melakukan upaya praktis untuk meningkatkan keikutsertaan laki-laki yang tergolongan PUS untuk mengikuti program KB. Upaya-upaya itu antara lain dengan memberikan penyuluhan dan sosialisasi berkaitan dengan manfaat dan dampak positif dari program KB untuk laki - laki. 

“Dalam upaya menyadarkan masyarakat akan pentingnya program ini, kami melibatkan para lelaki yang telah mengikuti program KB, sehingga mereka dapat menceritakan pengalaman dan dampak positif yang telah mereka rasakan. Hal ini yang bermaksud untuk merontokkan semua pandangan yang keliru tentang dampak dari program KB bagi laki-laki dalam hubungan suami - istri. Kami juga telah menyiapkan fasilitas penunjang dan tenaga kesehatan yang terlatih, diantaranya dokter ahli, “kata Yeremias. 

Ditengah berbagai hambatan dalam pelaksanaan program KB laki-laki ini, Yeremias menghimbau masyarakat untuk menyadari bahwa program KB memiliki banyak manfaat untuk semua sektor kehidupan masyarakat, diantaranya manfaat ekonomis, khususnya berkaitan dengan pendidikan anak. 

“Pembangunan manusia menjadi lebih baik, bukan terutama ditentukan oleh jumlah manusia, melainkan terutama ditentukan oleh kualitas manusianya. Semboyan KB bahwa dua anak cukup adalah seruan utama bagi masyarakat untuk mengambil bagian dalam program KB, baik laki-laki maupun perempuan, ” kata Yeremias. 

Selain hambatan pola pikir yang keliru tentang program KB, Yeremias juga menuturkan dua alsan lain yang menghambat program ini, yaitu ketersediaan tenaga kesehatan dan keterbatasan dana. 

“Berdasarkan data yang dihimpun tahun 2012 lalu, jumlah PUS di Kabupaten Ende mencapai 35.000 lebih. Dari jumlah sebanyak itu, tenaga kesehatan yang tersedia sebagai penyuluh hanya 53 orang, ditambah tenaga kader kesehatan di desa-desa sebanyak 1.065 orang. Selain itu, kami juga masih memiliki kendala berkaitan dengan ketersediaan dana, khususnya untuk pelatihan dan pembekalan para pegawai baru, “ kata Yeremias. 

Theodorus Lau Bau, warga jalan El Tari, ketika ditanya tentang program KB untuk laki-laki, mengatakan program KB untuk laki-laki merupakan hal baru baginya. “Saya baru mengetahui bahwa ada program KB untuk laki-laki. Yang saya tahu selama ini, program KB itu hanya diperuntukan bagi perempuan. Karena itu, kalo BKKBN mau supaya program seperti ini berjalan lancar, maka harus ada sosialisasi yang lebih gencar dari BKKBN, khususnya di wilayah-wilayah pelosok. Pemahaman yang baik tentang program ini akan membantu meningkatkan partisipasi dari laki-laki yang tergolong PUS untuk mengikuti program KB, “ kata Theo. (Kristo Suhardi /Editor : Amandus Klau) 

Ket. Foto:Kepala Badan Koordinasai Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kabupaten Ende Yeremias Bore 

Sumber: Flores Pos